Selasa, 23 Desember 2014

TENTANG MASAKAN KAS PAPUA KHUSUSNYA DI DISTRIK WEIME-KETENGBAN


TENTANG MASAKAN KAS PAPUA KHUSUSNYA DI DISTRIK WEIME-KETENGBAN




Teman-teman saya akan menyelaskan masakan kas papua yang unik dan tertaarik pada orang asing

ini pertama saya akan menyelaskan dari awal proses memasak makan kas papua secara di namakan
 '' BAKAR BATU''

Yang langkah pertama yang harus dilakukan adalah di bawa ini:


















kalau kamu mau bakar batu  harus sebelum  merencanakan dari saat bangun tidur dari rumah, yang biar gak sulit, bahan-bahan yang pertama harus kamu disiapakan adalah :

1. buah merah
2. sayur-sayuran
3. Beta tas
4. daun pisang yang dari tanaman maupun  daun yang liar
5. keladi/talas
6. singkong
7. dll

ini adalah proses untuk bakar batu secara memasak secara adat kas papua yang asli seperti ini , yang pertama  sebumnya harus mengumpulkan kayu yang sudah kering sebanyak mungkin, dan mengumpulkan batu juga, untuk bakar batu di hutan , di pinggiran kali/laut. setelah sudah beres kumpulkan bahan semua. sekarang  kamu bikin api, dengan korek gas bisa, korek kayu bisa, bisa bikin api secara tradisional papua juga boleh. sudah kamu bikin api, bakar kayu yang kecil, ampas atau yang kulit-kulit itu di awal ya, dan lapisan tengah sampai atas kayu kamu uda kumpulkan itu semua dibakar, tetapi bukan semua kamu harus punya aturan dan punya ukuran sendiri jadi kamu sesuaikan saja ya. kayu bakar sudah susun oky, kamu tinggal batu yang kamu kumpul itu dibakar di atas kayu yang tadi kamu bakar api itu, contoh gambarnya seperti di atas ini.

nah masalah bakar batu sudah selesai tinggalkan saja, sekarang saatnya untuk membersikan bahan makanan yang akan dimasak seperti:
1. membersikan buah merah
2. membersikan dan mencuci sayur sayuran
3. membersi atau mengupas singkong,talas/keladi
4. dau pisang untuk membungkus seluruh makan
5. dll

tugas kami sebelum masak kita sudah selesai.

{ ukuda yen upkamapa tep sua tokra gel yang kamape}

nah sekarang kita akan memasak bahan yang kita ada siapakan diatas tadi ini langkahnya:



















ini adalah sebelum kita masak bahan makanan kita susun daun daun dan susun batu yang tadi kita bakar itu dan kita kan pasang daun diatas batu ini dan kita akan masak makan disini teman teman.

{terjemakan bahasa ketengban}

arah kamun nun yen men upmapai di yen upkamapnye yuma konum ketenerap konum deipmepri ukuda gell konum lyeip maua cari ukura  sua tokra gel yang mape.


Nah disini kita akan masak

  {bahasa ketengban}

Nah ukura nun yen unkamape





















ini kita akan susun makanan di atas batu yang tadi kita susun dibawa ini agar makanan kita yang ada taru diatas dia akan masak semua secara otomatis dengan panasnya batu yang tadi kita bakar ya.

{terjemakan dalam bahasa ketengban}:

Nekayapu neng arah nemutu newisineng kwaning ura mengnye tep neri lya pepra derinmasena cari ton yen una wal wal nengda moupra dironkamarukwe ya, netat yapu newet yapu cap yuk neng yuma cap sunyuma tep pesene telepe nekayapu neng.


disini kita angkat batu untuk masak

{ ukura yen upkamapa tep gel lyeipmapua tauri toronmape yen urbanmapdi}




















disini baru kita masukan sayuran dan semua bahan makan yang tadi kami siapkan dan kami bungkus dengan daun, selama 2-3 jam .





















dibawa ini sesudah masak hasil masakan kita

















disni kita akan  buka masakan yang tadi dan siap untuk makan semua masyarakat

{ yen upmapua ukura nuyuma lukra yenkamape}


extra  Bakar Batu  mempunyai makna tradisi bersyukur yang unik dan khas. dan merupakan sebuah ritual tradisional Papua yang dilakukan sebagai bentuk ucapan syukur atas berkat yang melimpah, pernikahan, penyambutan tamu agung, dan juga sebagai upacara kematian. Selain itu, upacara ini juga dilakukan sebagai bukti perdamaian setelah terjadi perang antar-suku.
Sesuai dengan namanya, dalam memasak dan mengolah makanan untuk pesta tersebut, suku-suku di Papua menggunakan metode bakar batu. Tiap daerah dan suku di kawasan Lembah Baliem memiliki istilah sendiri untuk merujuk kata bakar batu. Masyarakat Paniai menyebutnya dengan gapii atau ‘mogo gapii‘, masyarakat suku ketengban menyebutnya Kalemna/yen una ,masyarakat Wamena menyebutnya kit oba isago, sedangkan masyarakat Biak menyebutnya dengan barapen. Namun tampaknya barapen menjadi istilah yang paling umum digunakan.
Pesta Bakar Batu juga merupakan ajang untuk berkumpul bagi warga. Dalam pesta ini akan terlihat betapa tingginya solidaritas dan kebersamaan masyarakat Papua. Makna lain dari pesta ini adalah sebagai ungkapan saling memaafkan antar-warga.
Prosesi Pesta Bakar Batu biasanya terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap persiapan, bakar babi, dan makan bersama. Tahap persiapan diawali dengan pencarian kayu bakar dan batu yang akan dipergunakan untuk memasak. Batu dan kayu bakar disusun dengan urutan sebagai berikut, pada bagian paling bawah ditata batu-batu berukuran besar, di atasnya ditutupi dengan kayu bakar, kemudian ditata lagi batuan yang ukurannya lebih kecil, dan seterusnya hingga bagian teratas ditutupi dengan kayu. Kemudian tumpukan tersebut dibakar hingga kayu habis terbakar dan batuan menjadi panas. Semua ini umumnya dikerjakan oleh kaum pria.
Pada saat itu, masing-masing suku menyerahkan babi. Lalu secara bergiliran kepala suku memanah babi. Bila dalam sekali panah babi langsung mati, itu merupakan pertanda bahwa acara akan sukses. Namun bila babi tidak langsung mati, diyakini ada yang tidak beres dengan acara tersebut. Apabila itu adalah upacara kematian, biasanya beberapa kerabat keluarga yang berduka membawa babi sebagai lambang belasungkawa. Jika tidak mereka akan membawa bungkusan berisi tembakau, rokok kretek, minyak goreng, garam, gula, kopi, dan ikan asin. Tak lupa, ketika mengucapkan belasungkawa masing-masing harus berpelukan erat dan berciuman pipi.